Sunday, February 22, 2009

Mimpi

Mimpi merupakan sebuah keadaan ketika manusia mengalami suatu kejadian yang memberikan gambaran kehidupan lain yang terkadang bisa memberikan makna dalam kehidupan sesungguhnya


Mimpi bisa jadi isyarat yang diberikan oleh Allah kepada hambanya berupa berita baik atau buruk dan mimpi ada yang memiliki makna dan ada pula yang berupa mimpi kosong sekadar permainan setan kepada manusia.


Banyak ayat Al Quran dan riwayat Nabi yang bercerita tentang mimpi. Misalnya, dalam Surat Ash-Shaaffaat (37) ayat 102 yang mengisahkan mimpi Ibrahim ketika ia diharuskan menyembelih putranya, Ismail. Juga dalam Surat Al Fath (48) ayat 27 mengenai mimpi Rasulullah sebelum terjadinya Perjanjian Hudaibiyah.


Tak hanya para nabi, para sahabat pun pernah mengalami mimpi yang pada akhirnya terbukti kebenarannya. Tak seperti mimpi nabi yang sangat terang dan tak perlu ditakwilkan lagi karena merupakan wahyu dari Allah, mimpi para sahabat ada yang perlu ditakwilkan
– seperti mimpi Abu Bakar yang menaiki tangga bersama Rasulullah, tetapi mereka berselisih dua anak tangga. Dalam takwilnya, Abu Bakar menyatakan bahwa kematiannya akan datang dua tahun setelah Rasulullah, dan itu benar-benar terjadi— dan mimpi yang tidak perlu ditakwilkan
– seperti mimpi Bilal yang melafazkan bacaan-bacaan azan. Ketika melaporkannya kepada Rasulullah saw., beliau mengatakan bahwa mimpinya adalah benar. Rasulullah saw. bersabda, “Jika masa semakin dekat, mimpi seorang muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang paling benar mimpinya adalah yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari 46 bagian kenabian....” (Muttafaq ‘alaih). Ini berarti mimpi seorang mukmin memiliki pertimbangan 1/46 karena 45/46 diberikan pada nabi.



Khalid al-Anbari dalam bukunya Kamus Tafsir Mimpi menyebutkan bahwa tanda mimpi yang benar adalah sebagai berikut.
1. Bersih dari mimpi kosong, bayangan-bayangan yang meresahkan dan menakutkan.
2. Dapat dipahami ketika terjaga.
3. Tidur dalam keadaan pikiran jernih, tidak disibukkan oleh persoalan apa pun.
4. Mimpi tersebut dapat ditakwilkan sesuai dengan apa yang ada di Lauh Mahfuzh.




Demikianlah penafsiran mimpi yang saya baca dari salah satu website. Mimpi ini berkaitan dengan kejadian yang saya alami sekitar 3 hari yang lalu tepatnya hari kamis pagi saya terbangun dari tidur saya, dan tidak seperti biasanya perasaan saya gelisah terus.


Saya baru menyadari bahwa baru saja saya memimpikan yang kurang baik tentang salah satu teman saya. Selama perjalanan ke kantor perasaan saya terus gelisah dan was was, sampai sampai saya terus bertanya di dalam hati saya, ada apa yah? Koq perasaan saya ga enak terus.


Sesampainya dikantor saya segera menghubungi mama saya, dan saya menceritakan tentang mimpi saya dan perasaan saya yang pada hari itu gelisah terus.
Akhirnya mama saya menyarankan untuk terus membaca al fatihah dan shalawat nabi. Saya melakukan apa yang mama saya perintahkan, alhamdulillah perasaan gelisah saya sudah berkurang dan bisa lebih tenang.


Selain menceritakan mimpi dan kegelisahan hati saya kepada mama saya, saya juga menceritakan kepada salah seorang teman kantor saya, alhasil dia menyarankan saya untuk segera menelepon teman yang ada di dalam mimpi saya itu, sekedar bertanya apa yang sedang terjadi pada dia, apakah dia baik2 saja atau tidak.


Dan kemudian saya menelepon teman saya yang ada dalam mimpi saya itu, saya menanyakan ada apa dengan dia, apakah dia baik-baik saja atau tidak. Dia berkata:”saya ga kenapa napa, mungkin tiara hanya kecapean saja makanya mimpi buruk dan mungkin tandanya tiara harus traktir saya makan siang hari ini. (hmm…dia malah memberikan lelucon kepada saya)”. 


Tetapi hati saya lega dan mulai tenangan. Alhamdulillah tidak terjadi hal yang buruk, dan saya merasa mungkin itu hanya mimpi. sebagai bunga tidur saja, sampai sampai saya terus dibuatnya gelisah, karena mimpi itu.